Model Belajar
di Kelas
Sebenarnya,
kompetisi bukanlah satu-satunya model pembelajaran yang bias dan harus dipakai.
Ada empat pilihan model, yaitu accelerated learning model, competition model,
individual model, dan cooperative learning model.
1. Acclerated Learning Model
Dalam program
acclereted learning yang paling berhasil dijalankan, mengindahkan secara
seksama prinsip-prinsip dasar, berikut :
a. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh
b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi
c. Kerja sama membantu proses belajar
d. Pembelajaran bnerlangsung pada banyak tingkatan secara simultan
e. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan
umpan balik)
f. Emosi positif sangat membantu pembelajaran
g. Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis
2. Competition Model
Dalam model
pembelajaran ini, siswa belajar dalam suasana persaingan. Seringkali guru
bahkan memakai imbalan (reward) sebagai sarana untuk memotivasi siswa dalam
memenangkan kompetisi dengan sesame siswa. Teknik imbalan yang didasari oleh
teori behaviourisme atau stimulus-respon ini banyak mewarnai system penilaian
hasil belajar. Tujuan utama evaluasi dalam model pembelajaran ini adalah
menempatkan anak didik dalam urutan
mulai dari yang paling baik sampai dengan yang paling jelek. Pola penilaian
biasanya menmpatkan sebagian besar anak dalam kategori rata-rata, beberapan
anak dalam kategori berprestasi, dan
beberapa anak lagi sebagian calon tidak lulus. Akibat langsung dari model ini
adalah sebagian besar anak harus melewati sedikitnya 12 tahun dalam masa hidup
mereka sebagai anak yang rata-rata atau biasa-biasa saja. Mereka tidak pernah
merasakan kebanggaan sebagai anak
berprestasi.
3. Individual Model
Dalam system ini
siswa belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.
Asumsinya adalah setiap siswa bias belajar sendiri tanpa atau dengan sedikit
bantuan dari pengajar. Maka dari itu, setiap siswa diberi paket-paket pelajaran
yang sudah terprogram untuk kebutuhan individu mereka. Dengan demikian,
diharapkan system ini bias mengurangi beban pengajar. Tetapi dalam prakteknya,
siswa masih membutuhkan bantuan pengajar dan interaksi dengan sesama siswa.
4. Cooperative Learning Model
Roger dan David
Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative
learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsure model pembelajaran
kelompok harus di terapkan, yaitu :
a. Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan kelompok
sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Guna menciptakan kelompok kerja
yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap
anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bias
mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan
akibat langsung dari unsur di atas. Jika tugas dan pola penilaian dibuat
menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan
merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan
metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam menyusun tugasnya.
c. Tatap Muka
Setiap kelompok harus
diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini
akan memberikan parta siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua
anggota. Karena hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih baik daripada hasil
pemikiran satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih
besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah
menghargai oerbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan
masing-masing.
d. Komunikasi Antaranggota
Unsur ini juga
mengkehendaki agar para pembelajaran dibekali dengan berbagai keterampiulan
berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan
cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan
berbicara. Keberhasilan suatu kelompok
juga tergantung kepada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan
kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Ada kalanya siswa perlu
diberitahu secara eksplitis mengenai
cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana caranya
menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu
menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bias bekerja sama dengan
lebih efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar