BEBERAPA FLORA DI JAWA BARAT
SUKABUM
Guttapercha
(Palaquium gutta (Hook.f) Baill.)
Nama lain: Balam merah, getah merah, getah sambun
Famili: Sapotaceae
Sinonim: Palaquium
acuminatum Burk, P. oblongifolium Burk
Deskripsi:
Merupakan tanaman medium sampai besar dengan ketinggian mencapai 45 m, dan
diameternya 60 cm, dengan akar papan yang kecil. Ranting umumnya sangat kecil,
berbulu. Daun berselang, menyatu pada bagian ranting yang kosong. Penumpu
umumnya mencapai panjang 3 mm, menjuntai ke bawah, dengan tangkai daun
1-6 cm panjangnya, bulat telur, atau jorong,. Perbungaan, muncul dari
ketiak daun dengan 2-10 bunga, bersifat biseksual, dengan tangkai bunga 2-12 mm
panjangnya, sepal 2-7, dan daun mahkota seperti tabung dengan panjang 9 mm, 5-6
cuping, berwarna kekuningan atau kehijauan. Benang sari 10-36 terletak di dalam
leher daun mahkota. Pistil 1, dengan bakal buah bersel 5-10, dan
memiliki tangkai putik yang panjang. Buah bulat, atau
jorong, atau bulat telur dnegan panjang 2-3,5 cm, umumnya berbulu dan
hijau.
Ekologi:
Tanaman ini banyak ditemukan terpencar pada dataran rendah, walaupun
terkadang ditemukan pada ketinggian 1600 m dpl. Tanaman ini memerlukan tanah
yang mengandung bahan organik tinggi.
Kegunaan:
Latek yang diperoleh dari daun digunakan sebagai bahan kabel. Kabel yang
dilapisi latek tersebut umumnya digunakan untuk sub marine, kabel bawah tanah.
Sangat bagus karena tidak bersifat konduktif untuk listrik dan
panas. Tanaman ini juga dimanfaatkan untuk kepentingan
medis/pengobatan. Kayu tanaman ini digunakan untuk membuat furniture.
CIANJUR
Samolo (Diospyros blancoi)
Nama lain: buah mentega, bisbul, mabolo
Famili: Ebenaceae
Sinonim : Diospyros discolor Willd, Diospyros philipensis (Desr.) Guerke
Deskripsi:
Tanaman ini
termasuk pohon yang selalu hijau dengan tinggi anatara 7-32 m, dengan diameter pangkal
batangnya 50-80 cm, tajuknya berbentuk kerucut. Daunnya berselang-seling,
berbentuk lonjong, berukuran 8-30 cm X 2,5-12 cm, ujungnya lancip, pangkal
bundar, pinggirannya rata. Tanaman ini berdaun hijau mengkilap, tidak berbulu
pada bagian atas, dan pada bagian bawah berbulu perak. Daun hijau berwarna
pucat sampai merah jambu, dan tangkai daunnya memanjang hingga 1,7 cm. Tanaman
ini berkelamin dua, bunga jantan tersusun dalam payung menggarpu, di ketiak
daun, dan terdiri atas 3-7 kuntum, dan tangkai bunganya pendek. Daun kelopaknya
berbentuk tabung dna bercuping 4, demikian juga daun mahkotanya. Bunga betina
soliter dengan ukuran lebih besar dari bunga jantan. Buahnya bertipe buah buni,
bulat atau bulat gepeng dnegan ukuran 5-12 cm X 8-10 cm, berbulu dan berwarna
coklat kemerahan. Daging buahnya berwarna putih, keras, agak kering dan rasanya
manis. Bijinya berjumlah sekitar 10 butir per buah. Pohon yang ditanam dari
biji cenderung tegak, terkadang memiliki satu batang tanpa cabang.
Ekologi:
Tanaman ini
berasal dari Filipina, dan saat ini telah menyebar di Asia Tenggara.
Samolo ini banyak ditemukan di daerah beriklim muson, pada dataran rendah
hingga menengah (0-800 m dpl). Tanaman ini beradaptasi dengan berbagai
tipe tanah. Bisbul sangat tahan terhadap angin kencang.
Kegunaan:
Buah bisbul dapat
dimakan dalam keadaan segar jika telah matang. Rasanya agak manis, dan daging buahnya bisa juga digunakan untuk campuran
rujak. Kayunya licin dan tahan lama, warnanya hitam, dan umumnya digunakan
untuk kerajinan tangan atau untuk ditanam di pinggir jalan.
BANDUNG
Kina
(Cinchonia ledgeriana)
Nama lain:
Famili: Rubiaceae
Deskripsi :
Tanaman ini
tergolong sebagai pohon dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian sekitar 17 m.
Daunnya duduk berhadap-hadapan, jorong, atau bulat telur, dengan ukuran yang
cukup besar dan bertangkai agak pendek. Permukaan atas helai daun hijau,
sedangkan permukaan bawahnya lebih suram. Bunga berwarna coklat. Tanaman kina ini dapat diperbanyak dengan biji.
Ekologi :
Tumbuhan ini
banyak ditemukan di hutan-hutan. Di Indonesia, penanamannya terbatas di daerah-daerah
pegunungan di Jawa Barat pada ketinggian sekitar 1000-1950 m dpl.
Kegunaan :
Kulit kayu
dikumpulkan dan dikeringkan untuk selanjutnya diolah untuk diambil alkaloidnya.
Pada spesies ini, kadar alkaloid pada kulit kayu sangat tinggi dibandingkan
spesies lainnya Cinchona pubescens, yaitu antara 5-8%, dengan kandungan
quinie 3-13%. Tanaman kina sangat terkenal dalam dunia obat-obatan dan berguna
untuk mengobati penyakit malaria.
BOGOR
Kemang
(Mangifera kemanga Blume)
Nama lain: Palong
Famili: Anacardiacea
Sinonim: Mangifera polycarpa Griffith
Deskripsi:
Termasuk sebagai pohon
yang besar dengan ketinggian antara 30-45 m, dengan diameter batang utama
mencapai 50-120 cm. Tajuk dibentuk oleh cabang-cabang yang masif. Daun
berbentuk jorong, atau bulat telur 7-30 cm X 3-10 cm, hijau medium, bersinar di
bagian atas, dengan tangkai daun membesar. Bunga berbilangan lima, harum, daun
mahkota linier, dengan 10 panjangnya, tidak begitu lentik seperti bunga
mangga lainnya. Benangsari fertil 1, filamen 5 mm, berwarna putih pada
bagian basal, dan ungu pada bagian pucuknya, cakram tidak begitu jelas.
Bakal buah bundar, coklat kemerahan, dengan tangkai bunga yang eksentrik
memanjang hingga 8 mm, berwarna putih, dan menjadi violet setelah
antesis. Buah termasuk buah batu yang berbentuk bulat telur 12-20 cm x
6-12 cm. Kulit buah berwarna kekuningan, segar berserat, dan halus. Bila
dibandingkan dengan M. caesia, kemang ini bunganya lebih sedikit, dan
buahnya kering coklat kekuningan bila telah masak.
Ekologi:
Tanaman ini hanya
terbatas pada dataran rendah tropis yang lembab, umumnya dibawah 400 m dpl.
Tanaman ini memerlukan curah hujan yang terdistribusi sepanjang tahun.
Kegunaan:
Buah kemang memang
sudah sangat umum dibudidayakan di Jawa Barat. Kemang dapat dimakan
langsung jika telah masak atau digunakan untuk jus. Buah yang belum masak
dapat digunakan sebagai rujak dengan campuran buah yang lain. Daun yang
sangat muda digunakan sebagai lalap.
TASIKMALAYA
Tanaman
Mendong (Fimbristylis globulosa)
Nama lain: Daun tikar, Purun Tikus, Mansiang mancik
Famili: Cyperaceae
Deskripsi:
Termasuk ke dalam
tanaman terna berlempeng, tingginya dapat mencapai 1,50 m, dengan daun-daun
mengecil seludang tanpa gebeng. Tanaman ini termasuk tanaman yang dapat tumbuh
dengan cepat. Dalam 1 hingga 2 minggu, tanaman ini dapat bertunas dengan baik.
Dengan pemeliharaan yang baik, tanaman ini dapat mencapai umur hingga tujuh
tahun. Jika tanaman tumbuh dengan cepat, maka dalam 2 hingga 3 bulan, sudah
dapat dipanen. Dalam 4-5 bulan, jumlah rumpun yang dihasilkan dapat mencapai
120 batang.
Ekologi:
Tanaman ini dapat
tumbuh
Kegunaan:
Oleh masyarakat
lokal, tanaman tersebut digunakan untuk membuat tikar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar